Love is...


Jhon adalah pemuda biasa yang jatuh cinta pada Marry, teman sepermainannya sejak usia mereka masih belia. Sayangnya Jhon tak pernah berani mengutarakan perasaannya, sebab Marry selalu menganggapnya hanya sebagai teman biasa. Bahkan hingga remaja pun Marry tidak pernah memberinya kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya.

Perasaan Jhon lebih tertekan saat mengetahui bahwa Marry telah ada yang memiliki dan kesempatan itupun makin sirna. Namun Jhon tidak menyerah. Hal itu justru dijadikannya motivasi untuk mengembangkan diri dan menunjukkan siapa dirinya. Tulisan demi tulisan, ungkapan hatinya ia hasilkan hingga ia piawai bermain gitar dan menciptakan lagu.

Kala karirnya mulai naik, Marry menikah dan pindah ke Amerika. Berita itu membuat Jhon amat terguncang sehingga harus ditolong dengan obat-obatan penenang. Bukannya meredup, sejak kejadian itu karirnya malah terus meroket naik. Karya-karyanya semakin populer di seluruh Britania Raya. Pelan tapi pasti, ekhidupannya mulai berubah.  Ia bergelimang materi dan wanita, tetapi rasa rasa cintanya terhadap Marry tak pernah sirna. Hingga suatu ketika perusahaan rekaman tempatnya bernaung memberinya kesempatan untuk melakukan promo-tour keliling Amrik.

Tak dinyana, dalam salah satu konsernya di Chicago ia bertemu kembali dengan Marry, pujaan hatinya. Saat itu Marry bersama suaminya menemui Jhon di belakang panggung seusai konser. Marry gembira karena bertemu teman lamnaya, tapi Jhon kecewa karena Marry membawa suaminya. Pertemuan mereka berlanjut di hari-hari berikutnya. Beberapa kali mereka bertemu dan makan bersama. Pelan-pelan Jhon merasa menemukan kembali kegairahan hidupnya. Bara cintanya kepada Marry kini telah menjadi kobaran api yang terus membesar. bahkan perasaan ini membuat Jhon membatalkan konsernya di kota berikutnya. 

Suatu malam Jhon kembali meminta Marry untuk menerima cintanya dan meninggalkan suaminya. Segala cara dipergunakannya, tapi Marry yang setia tetap menolaknya. Walau demikian benih-benih di yang mulai bersemi di antara mereka membuat Marry bingung dan gundah. Dengan berlinangan air mata akhirnya Marry meninggalkan Jhon di tempat itu sendirian.

Beberapa saat berlalu Jhon tetap tunduk dalam kesedihan hingga seseorang memberitahunya bahwa tak jauh dari tempat itu baru saja terjadi kecelakaan lalu lintas. Entah mengapa, berita ini membuat Jhon resah dan bergegas menuju lokasi kecelakaan. Betapa terkejutnya Jhon ketika menyaksikan mobil yang terbalik dan rusak hebat itu adalah mobil Marry. Tak jauh dari mobil itu nampak sesosok wanita terbujur. Namun tatkala ia tahu bahwa itu wanita adalah Marry, penguasaan dirinya lenyap seketika. Rasa terpukul membuatnya berlari mendekat untuk memeluk tubuh Marry, tetapi hal itu urang terjadi karena beberapa polisi langsung mencegahnya. Tekanan emosi yang amat sangat akhirnya membuat Jhon pingsan.

Keesokan harinya Jhon baru siuman. Ingatannya tentang Marry langsung membuatnya sedih, histeri, dan mendorongnya berlari keluar dari rumah sakit itu menuju ke pemakaman kota, tempat Marry akan dikebumikan. Setelah prosesi pemakaman selesai Jhon tetap tak beranjak. Matanya terus menatap gundukan tanah di hadapannya.

Hingga larut malam tiba, Jhon tetap berada di samping makam itu. Berbutir-butir obat penenang telah diminumnya, tapi tak juga mampu mengatasi kepiluan hatinya. Ia terus berteriak, menangis, dan menyanyi-nyanyi dalam linangan air mata. Hingga tanpa sadar ia telah mengambil pistol yang berada di pinggangnya. Dan letusan peluru pun terdengar. Suaranya mengagetkan pengawal pribadi Jhon yang langsung berlari kepada tuannya. Namun ia hanya mendapati Jhon sudah tewas bersimpah darah di atas makam Marry. Koran Pagi akhir November 1970 di seluruh Amerika dan Britania memuat headline tentang kematian Jhon yang tragis itu. (Based on true story)

Komentar

Anonim mengatakan…
wuahhh,,,susah banget sih komen disini,, :(

emm, kasian juga ya si jhon ini, beneran cinta rupanya dia?
hehe, mbok cari yg lain aja,,, ;)

Postingan populer dari blog ini

Lebih Dari Jawaban Doa

Berkat bagi Bangsa

Tuhan yang Adil