Tuhan yang Adil

Bacaan: Bilangan 20:2-13

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” (Bil. 20:12)



Sandi adalah nama salah satu teman sekolah saya semasa SMP dulu. Sebenarnya ia anak yang baik, suka menolong teman, dan tidak egois. Meski dikenal baik, ia harus rela dikeluarkan dari sekolah  gara-gara sering melanggar aturan sekolah. Mulai dari sering membolos, berkelahi, mencoret-coret dinding sekolahan dengan cat semprot, dan segudang kasus indisipliner lainnya. Peringatan sampai sanksi skorsing sudah sering diberikan, tetapi itu semua tidak membuatnya jera dan berubah. Akhirnya, dengan berat hati kepala sekolah mengembalikannya pada orangtuanya. Alias dikeluarkan dari sekolah.

Ketika seseorang dihukum, sudah barang tentu hal itu harus sesuai dengan bobot kesalahannya. Semakin sedikit kesalahan yang diperbuat, makin ringan sanksi yang diberikan. Sebaliknya, semakin berat dan banyak kesalahan, maka semakin berat dan banyak sanksi yang harus ditanggung. Namun dalam bacaan firman Tuhan hari ini, kita membaca tentang Musa yang dihukum Tuhan tidak boleh memasuki tanah Kanaan. Hukuman ini jelas terasa sangat tidak adil. Apalagi penyebabnya hanya karena Musa melanggar perintah Tuhan di Meriba, sementara sudah banyak hal baik yang dilakukan Musa. Pertanyaannya sekarang, di manakah keadilan Tuhan?

Untuk dapat memasuki tanah Kanaan sebenarnya mudah saja, yaitu harus memiliki hati yang percaya kepada Tuhan. Inilah yang tidak dimiliki Musa saat berada di Meriba. Ditambah lagi ia juga menghormati kekudusan Tuhan, sehingga pantas mati. Akan tetapi, mengingat segala sesuatu yang pernah dilakukan Musa dan bahwa hal tersebut terjadi karena tekanan keadaan, Tuhan memberinya kasih karunia. Ia tidak mati di Meriba, tetapi tetap tidak dapat memasuki tanah perjanjian. Inilah keadilan Tuhan bagi Musa.

Dari hal ini, kita kembali diingatkan bahwa Tuhan adalah adil. Dia tidak pernah salah dalam menghukum dan memberkati orang. Sayangnya kita seringkali tidak memahami hal ini dan mempertanyakan keadilan Tuhan. Namun melalui pengalaman Musa, kiranya kita kembali diingatkan bahwa ketetapan Tuhan adalah adil bagi siapapun dan dalam situasi apapun.

Orang yang masih meragukan keadilan Tuhan adalah orang yang tidak mengenal Dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Dari Jawaban Doa

Berkat bagi Bangsa