Butterfly


Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, tinggallah Steve dan Rhea, sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka pasti akan memandang dengan kagum. Betapa tidak, mereka berdua saling mengasihi satu sama lain.

Suatu hari Steve mengalami kecelakaan dan terluka sangat parah. Selama beberapa hari ia terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri, sementara Rhea dengan setia menungguinya sambil berlinang air mata.  Demi kesembuhan kekasihnya, setiap malam Rhea pergi ke gereja untuk berdoa untuk kekasihnya.

Seminggu telah berlalu, tapi Steve masih belum sadarkan diri. Rhea pun mulai mengalami kelelahan. Tubuhnya lemah dan wajahnya nampak pucat, tapi ia tetap bertahan. Keteguhan hatinya akhirnya membuahkan hasil. Tuhan mengindahkan semua doa-doanya yang tulus setiap malam di gereja itu.

Tuhan bertanya kepadanya “Apakah kamu benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri utk menukarnya?”

Tanpa ragu, Rhea langsung menjawab, “Ya”.

Tuhan berkata “Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama tiga thn. Apakah engkau bersedia?”

Dengan terharu, Rhea kembali menjawab, “Saya bersedia!”

Benar saja. Keesokan harinya, Rhea telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Benar saja, Steve telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, sekat di jendela membuatnya tidak dapat masuk ke ruangan itu dan mendengar apa yang mereka perbincangkan. Namun Rhea puas karena kekasihnya telah kembali sehat.

Beberapa hari kemudian, Steve telah diizinkan untuk pulang. Ia telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan kekasihnya dengan bertanya pada setiap orang yang ditemuinya, tapi tidak ada yang tahu ke mana kekasihnya itu pergi. Sepanjang selama berhari-hari ia terus mencari tanpa kenal lelah. Ia sama sekali tak menyadari kalau kekasihnya telah berubah menjadi kupu-kupu yang senantiasa berputar-putar di sampingnya? Hanya saja ia tidak dapat berteriak, tidak dapat memeluk. Hanya memandanginya diam-diam.

Musim panas telah berakhir, angin sejuk musim gugur meniup jatuh daun pepohonan. Sang kupu-kupu harus pergi. Untuk terakhir kalinya ia terbang dan hinggap di atas bahu Steve. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus untuk membelai wajah kekasihnya, dan  menggunakan mulut kecilnya untuk mengecup lembut keningnya. Namun tubuhnya yg kecil dan lemah tak memungkinkannya. Ia hanya menangis sedih dalam suara yang hanya dimengerti olehnya sendiri. Akhirnya, saat perpisahan pun tiba. Ia harus meninggalkan kekasihnya. Terbang jauh dengan membawa sejuta harapan.

waktu terus ebrlalu dan tibalah musim semi yang kedua. Sang kupu-kupu sudah tidak sabar ingin menemui kembali mencari kekasihnya yang lama ditinggalkannya. Namun di samping bayangan yg tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Keterkejutan yang amat sangat nyaris membuat sang kupu-kupu malang itu jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak dapat mempercayai matanya sendiri.

Lebih tidak percaya lagi saat ia mendengan perbicaraan orang-orang. Mereka mengatakan betapa cantik dan baik hatinya dokter wanita yang telah merawat Steve dalam sakitnya yang lalu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan, tentu saja, kembalinya kebahagiaan Steve seperti dulu kala.

Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat pujaan hatinya membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, atau menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yang pernah dimilikinya dulu telah berubah. Tempatnya tergantikan seorang wanita lain, sedangkan ia tidak dpt berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang. Sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan perasaan tersiksa. Ia sudah tidak lagi memiliki keberanian untuk mendekati kekasihnya. Karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu2 telah terbang berlalu.

Bunga bersemi ; layu. Bunga layu ; bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Kekasihnya itu kini mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya, apalagi mengingat masa lalu.

Akhirnya, tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu pun berakhir. Saat itu kekasih si kupu-kupu sedang melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. Ruangan kapel kecil itu telah sesak dipenuhi orang. Perlahan sang kupu-kupu masuk ke dalam. Ia mendengar bagaimana kekasih yang dicintainya mengucapkan ikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan: “Saya bersedia menikah dengannya!”
Ia memandangi pria pujaan hatinya memakaikan cincin ke tangan wanita itu. Mereka saling berpandangan lalu berciuman dengan mesra. Sang kupu-kupu memandangi semuanya dengan berlinang air mata.

Tuhan bertanya padanya, “Apakah kamu menyesal?”

“Tidak,” jawab sang kupu-kupu pelan.

Tuhan lalu berkata disertai seberkas kegembiraan “Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri”.

Sang kupu-kupu menggelengkan kepalanya, “Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu selamanya”.

ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.
ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.
Cinta tidak harus memiliki, maka cintailah dengan baik-baik..

Komentar

len mengatakan…
jadi "kupu-kupu yang tidak mau kembali menjadi manusia" dengan
"ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA" hubungannya apa ya??
hahaha, bagus juga ceritanya...
boleh. boleh...

Postingan populer dari blog ini

Lebih Dari Jawaban Doa

Berkat bagi Bangsa

Tuhan yang Adil